Sabtu, 18 Desember 2010

Air

Pada suatu ketika, di tepi sebuah sungai, tampak seorang anak kecil menangis dan bersedih hati. Sebentar-bentar, tangannya tampak sibuk menghapus air matanyayang menetes di pipi. Sambil meratapi nasibnya anak kecil tersebut memandangi sungai yang ada di depannya terbersit di pikirannya untuk mengakhiri hidupnya, tak berapa lama kemudian datanglah seorang musafir yang tengah kehausahan mencari sumber mata air. Dia perhatikan dari kejauhan tampaklah anak kecil itu oleh musafir. Dia perhatikan ada seorang anak kecil yang sedang menangis sesenggukan, di hampirilah anak kecil tersebut oleh sang musafir dan bertanya dengan lembut kepada anak kecil itu “apa yang sedang engkau tangisi? Sore hari begitu indah. Cobalah untuk menikmatinya wahai anak kecil”. Sambil menoleh, anak kecil itupun menjawab “kini dunia ku terasa gelap”, “ kenapa ?” tanya musafir tersebut, “lihat diriku seorang yatim piatu, dan pakaianku compang camping seperti ini, tidak punya uang dan aku sudah dua hari tidak makan, aku tidak punya uang dan tempat untuk berteduh, aku tinggal seorang diri paman, aku bingung harus tinggal dimana dan harus bagaimana, apa yang harus aku perbuat?”. “bersedih terus tak akan menghidupkan sanak saudaramu, kan?”. Kata musafir tersebut, mencoba menasihati anak kecil tersebut
.
Anak kecil dengan malu-malu menjawab ”setidaknya dengan dengan menangis ada sesuatu yang dapat aku lakukan sekarang ini, sebab aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan”. Baiklah anakku, paman sedari tadi berjalan rasanya haus sekali, rasa-rasanya ingin minum apakah engkau mau memberikanku minum anakku?”. ”tentu! Air sungai ini begitu jernih saya akan ambilkan untuk paman”, kata anak kecil tersebut. Maka, bergegaslah anak kecil tersebut mengambil selembar daun dan dibentuknya seperti cawan sebagai tempat air. Sambil tersenyum, sang musafir meminum air pemberian anak kecil tersebut. ”wah segar sekali air ini anakku. Terima kasih ya”. Sambil tersenyum anak kecil tersebut berkata, ”sama-sama paman”. ”lihatlah sekarang dirimu, tampak berbeda kan?”, begitu senang dan berseri hanya karena memberikanku air yang juga bukan milikmu, tahukah dirimu apa artinya perbuatanmu tadi?”, kamu tadi bilang tidak punya uang dan harta apapun, tadi nyatanya kamu tetap memberi sesuatu kepadaku”, ujar sang musafir tersebut.
Anak kecil tersebut pun menganggukan kepala tanda setuju. Sang musafir tersebut kembali melanjutkan, memberi bukan berarti harus memiliki uang atau memliki harta yang banyak, kekayaan sesungguhnya sesungguhnya ada dalam hati, tubuh dan pikiran yang dilandasi niat untuk memberi kepada mahluk lain! Karena itu merasa bahagia tidak perlu pakaian bagus dan uang yang banyak. Apakah engkau mengerti anakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar